MENEMBUS KEMUSTAHILAN
oleh Pbrt. Dr. Tulus To’u, M.Pd
1. Aku berpikir, maka aku ada
Rene Descartes, 1596-1660, filsuf dan matematikawan Perancis. Apakah kebenaran itu? Orang yang ragu-ragu, menandakan orang itu berpikir. Keragu-raguan awal orang mencari jawaban. Jawaban tentang kebenaran. Mulai dengan ragu-ragu, atau meragukan segala sesuatu. Orang ragu-ragu,berate ia sedang berpikir. Bila ia berpikir, berarti ia ada, dan ia sedang ada, yakni ia berpikir. Kalau demikian, karena aku berpikir, maka aku ada,”Cogito Ergo Sum.” Dengan demikian, segala hal yang dapat dianggap benar dan kebenaran, bila sesuatu itu dapat diukur, diterima akal-pikiran, dapat dibuktikan dengan logika dan rasional. Segala hal yang tidak dapat dibuktikan oleh logika rasioanl, belum dapat dianggap kebenaran. Ini awal mula pendewaan akal dan ilmu.
2. Iman tersisih
Kala iman diragukan, agama diragukan, Tuhan diragukan. Logika rasional tidak mampu memuaskan hasrat ingin tahu manusia. Sementara, akal-pikiran diunggulkan sebagai pengukur segala kebenaran. Secara perlahan-lahan, iman dan agama mulai tidak diunggulkan dalam percaturan hidup manusia. Manusia mulai berjalan sendiri dalam pengembaraan di dunia. Ia menjalani hidup cenderung hanya bermodalkan kekuatan akal-pikirannya, serta tenaga dan kekuatan dirinya, Apalagi, ketika ada suara, untuk memahami iman, agama, Kitab Suci, cukup dengan iman. Sebaliknya, untuk memahami alam raya, cukup dengan akal-pikiran. Terjadilah dua kutub berpikir, yang terpisah. Hal iman dan agama, terpisah dari hal-hal non-iman dan agama. Ironis lagi, akal-pikiran, ilmu pengetahuan kadang-kadang menyerang hal-hal iman dan agama. Iman makin tersisih dari hidup manusia. Tetapi, hati, batin terdalamnya, hampa, kering kerontang, kosong dan gersang. Sebab, manusia tidak hanya hidup dari roti saja, juga oleh FirmanNya.
3. Anak Allah, mustahil
Kala, Allah dipersepsikan sebagai transenden yang nun amat jauh di sana. Diakui maha kuasa dan tidak ada yang mustahil baginya. Tetapi, seraya itu, akal-pikiran manusia membatasiNya untuk datang dengan kuasa melawat umat yang terbelenggu dosa. Membatasi Firman menjadi manusia. Membatasi Allah dapat turun ke dunia menjadi serupa dengan manusia. Yah…yah.. memang lalu mustahil ada Anak Allah. Mustahil Allah beranak? Lalu muncul logika antrophomorfisme, yang dangkal, siapa isteri Allah, Allah tidak punya isteri? Mustahil? Yesus bukan Anak Allah, Dia anak haram? Yesus bukan Tuhan, mustahil dan aneh, nabi dan manusia dianggap Tuhan? Akalnya dibatasinya, tidak dapat menerimanya?
Wahai ..sekali lagi, wahai… itulah logika manusia, yang memang terbatas untuk dapat menyelami karya dan kuasa Tuhan Allah. Karena, kata Bijak, “Aku percaya, maka aku mengerti! Bukan, karena aku mengerti, aku percaya !” Manusia,kerap mau mengerti semua kemustahilan Allah. Allah mau diukur oleh akalnya. Mustahil juga. Kecuali, Tuhan Yesus sendiri, datang menjumpainya dan menjamahnya. Terjadi perjumpaan pribadi, sangat pribadi, dengan Tuhan Yesus. Lalu percaya dan terima Dia, seperti banyak kesaksian Murtadin (percvaya dan terima Yesus sebagai Tuhan), belakangan ini di Youtube. Banyak yang percaya dan terima Dia, karena Tuhan Yesus datang menjumpai mereka, seperti, Tuhan menjumpai Tomas ! Seperti Tuhan menjumpai Paulus ! Yesus bukan lagi hanya nabi, Dia juga Tuhan, Jalan yang Benar dan Lurus, berkuasa di dunia dan akhirat, yang nanti datang sebagai Hakim bagi semua orang.
4. Menembus kemustahilan
Allah adalah Awal dan Akhir, Alfa dan Omega. Pencipta alam raya dan segala isinya, dari tidak ada menjadi ada. Semuanya mungkin dan dapat dilakukan. Apa saja dapat dilakukanNya, sesuai kehendakNya. Tidak ada yang mustahil bagiNya. Sebab, Ia kuasa dan maha kuasa, besar dan perkasa. Kuasa di sorga dandi bumi, ada di TanganNya.
Ketika manusia di dunia bergulat dengan dosa yang mustahil diatasinya. Allah, Firman yang hidup, turun tangan, Firman menjadi manusia, melalui dan dalam diri Yesus. Yesus Anak Allah, yakni Allah Sang Firman, telah menjadi manusia. Mustahil bagi manusia, Tidak mustahil bagiNya.
Maria, Bunda Perawan itu, terpilih mengandung oleh Kuasa Roh Kudus, oleh Ruhulah (Kitab teman sebelah), bukan oleh Yusuf tunangannya. Yesus lahir, Kudus dan suci, tidak berdosa, sepanjang 33 tahun hidupnya. Ia Anak Allah, juga Tuhan, sehingga ada kuasa menyembuhkan yang sakit, membuat burung dari tanah, membangkitkan orang mati (Kitab teman sebelah). Kalau Kitab kita,ohhh..mujizatNya bertebaran. Akhirnya, Ia mati disalib, tetapi bangkit dan menang dan hidup. Semuanya mustahil bagi manusia. Tetapi, tidak mustahil bagi Allah. kuasaNya menembus kemustahilan akal manusia. Itulah, Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus. KuasaNya melampaui akal pikiran kita.
5. Gaya hidup B-4
Hidup yang banyak menuai problem dan masalah, kesusahan dan kesengsaraan, sedikit banyak disumbangkan oleh gaya hidup yang meminggirkan Tuhan, iman, spiritualitas dan agamanya. Sebaliknya, ia mengunggulkan akalnya, kekuatannya, harta bendanya, ilmu pengetahuan, pendidikan, jabatan, dan mungkin juga roh-roh yang ada dalam dunia. Padahal, manusia tidak hanya hidup oleh roti saja, tetapi dari setiap Firman Allah.
Sejatinya, akal, ilmu pengetahuan, kekuatan, iman, agama, perbuatan yang baik, bukanlah dipisahkan atau malah dipertentangkan, tetapi dikembangkan dalam satu irama harmonis dan sinegis. Untuk itu perlu mengembangkan gaya hidup B-4.
B 1. Beriman
Iman menjadi pijakan, dasar, pondasi, titik berangkat dan tolok-ukur sikap, perilaku, perbuatan dan jalan hidup yang mesti dilalui. Ia jalan yang lurus di dunia, danakan menghantarnya sampai kepada Bapa di sorga.
B 2. Berilmu
Ilmu pengetahuan dan keterampilan sangat penting bagi hidupnya. Ia didapatkan melalui belajar di sekolah atau otodidak dari buku atau kehidupannya atau orang lain. Dengan ilmunya ia berjuang mengembangkan hidup, tetapi tetap setia beriman kepada Tuhan. Iman mendasari ilmunya. Sehingga ilmunya memberikan manfaat baginya dan sesamanya. Tanpa iman, ilmunya dapat disalah-gunakan untuk mementingkan diri sendiri.
B 3. Berhikmat
Berhikmat memberi kemampuan seseorang melakukan atau memutuskan sesuatu yg penting dengan benar dan baik. Ia memadukan iman dan akalnya. Seperti Salomo, hikmat didapatkan dengan memintanya kepada Tuhan. Hikmat adalah pemberian Tuhan kepada yang beriman atas permohonannya.
B 4. Berkasih
Sejatinya manusia mahluk sosial, selalu berelasi dengan sesamanya. Interaksi-relasi berkualitas adalah yang baik, benar, berkorban, peduli, empati dan menolong. Hal itu mengalir dari hati yang beriman, berkasih, berhikmat, berakal, yang muncul dalam sikap, perilaku dan perbuatan. Perbuatan baik yang mengalir dan bermuara dalam hati yang melimpah cinta kasih, Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Itu muara awalnya.
6. Makna kata
Dalam mempersiapkan tulisan ini, saya menemukan makna kata Mustahil:
M = Manusia mahluk ciptaan Tuhan Allah, yang sangat hebat
U = Upaya akal-pikirnya, membuat dirinya sangat istimewa
S = Sadar juga ia, ia yang hebat, tetap mahluk memiliki ragam keterbatasan, baginya masih banyak yang mustahil
T = Tapi, sebaliknya, Tuhan Allahnya, bagiNya, semuanya mungkin, tidak ada yang mustahil
A = Allahnya, kuasa, maha kuasa, besar dan perkasa, segalanya mungkin dilakukanNya
H = Hidup dan keselamatan manusia, semata anugerah yang melampaui akalnya
I = Ini, Yesus, Anak Allah, hadir menembus kemustahilan akal manusia, karya Roh Allah
L = Lihatlah, Yesus, Anak Allah, hadir untuk menyelamatkan yang berdosa.
Selamat menyambut Putra Sorgawi, Sang Mustahil.
I appreciate you sharing this blog article. Thanks Again. Fantastic. Anne-Corinne Bartholomeo Colline
I see something genuinely interesting about your weblog so I saved to favorites . Leone Rainer Steinke
Pretty! This was an extremely wonderful post. Thank you for providing these details. Quintana Buddy Alidia
Saya pikir beberapa orang yang melihat tulisa Chiyoko akan lebih mudah paham mengenai alasan Tuhan memberikan cobaan yang banyak. Kalau mau tau lebih baik baca sendiri disini: https://id.quora.com/Mengapa-Tuhan-memberi-masalah-lain-kalau-masalah-yang-satunya-belum-selesai/answer/Chiyoko