HeadlineKanan-SliderSlider

SEKOLAH IMAN 2022 (Hari ke 10 tahun 2022)

Oleh: Pbrt. Dr. Tulus To’u, M.Pd

1. Jalan gelap berkabut

  • KJ 416, Tersembunyi Ujung Jalan
    • Tersembunyi ujung jalan, hampir atau masih jauh; ‘ku dibimbing tangan Tuhan, ke neg’ri yang tak ‘ku tahu. Bapa, ajar aku ikut,, apa juga maksudMu, tak bersangsi atau takut,, beriman tetap teguh.
    • Meski langkahMu semua, tersembunyi bagiku, hatiku menurut jua, dan memuji kasihMu. Meski kini tak ‘ku nampak,, nanti ‘ku berbagia, apabila t’rangMu tampak, dengan kemuliaannya.
    • Dengan Bapa aku maju, dalam malam yang kelam ke neg’ri yang tak kutahu, dengan mata terpejam …
  • PKJ 241, Tak Ku Tahu ‘Kan Hari Esok
    1. Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok,, namun langkahku tegap Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap. O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang; ‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.
    2. Refrein: Banyak hal tak kufahami, dalam masa menjelang. Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.
    3. Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, mungkin langit ‘kan gelap. Tapi Dia yang berkasihan, melindungi ‘ku tetap. Meski susah perjalanan, g’lombang dunia menderu, dipimpinNya ‘ku bertahan sampai akhir langkahku
  • Refleksi: esok tidak dalam genggaman. Sejauh mata memandang, sejauh itulah kemampuan seseorang melihat hidupnya. Sejauh akal-pikir merenung, sejauh itulah kemampuan seseorang memikirkan hidupnya. Artinya, matanya, terbatas dapat melihat hidupnya ke depan. Akal-pikirannya, juga terbatas memikirkan apa yang ada di depannya. Syair lagu, 2 di atas, menyadarkan bahwa ujung jalan hidup ini, rahasia dan tersembunyi. Ujung jalan itu, juga tak ku tahu. Jalan yang dilewati ibarat dalam malam yang kelam. Mata tak melihat jauh, laksana mata terpejam. Hari esokpun, aku tak tahu. Ada surya, tetapi ia akan berlalu. Langit cerah ? Oh…mungkin akan datang gelap? Dalam melayari lautan hidup, badai dan gelombang mungkin menghempasnya. Perjalanan tidak mudah, dapat diisi penuh ketakutan. . Itulah gambaran kerahasiaan hidup yang akan dijalani. Esok, lusa, dan seterusnya, serba mungkin terjadi. Ku tak tahu kan hari esok. Kata Bijak, “Manusia berencana, Allah yang kuasa.” Peristiwa esok dan lusa, tidak dalam genggaman manusia. Allah, hanya Dia, berkuasa atas hari esok manusia. Sebab itu, perlu, “Dengan Bapa aku maju. Ku dibimbing tangan Tuhan. Tangan Tuhan yang ku pegang. Ku berjalan serta Yesus.”

2. Sekolah Iman

Hidup adalah belajar. Belajar mengerti dan memahami siapa dirinya dan sesamanya, serta alam lingkungannya. Belajar, apa arti dan tujuan hidupnya. Belajar bagaimna ia hidup dan seharusnya, ia hidup. Hidup penuh arti dan manfaat bagi dirinya dan sesamanya. Hidup yang berkualitas, terhormat dan dihargai dalam pergaulan antar sesamanya.

Pengalaman-pengalaman tersebut adalah guru bagi hidup selanjutnya. Sebab, semestinya, hari ini lebih baik dari kemarin. Esok lebih baik dari hari ini. Pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman mendidiknya hidup lebih bijak. Hidup, dan perjalanan hidup, sisi lainnya, adalah tempat sekolah iman, yakni tempat belajar tentang iman, dan tempat belajar beriman, tempat Latihan iman, serta tempat praktik iman. Hidup adalah laboratorium sekolah iman, tempat menguji iman, mempraktikkan iman, memilah dan memilih sisi-sisi iman, dan menemukan kebenaran iman. Sungguh, pengalaman-pengalaman iman, menghantarnya pada kedewasaan hidup dan kedewasaan iman. “Ujian terhadap iman menghasilkan ketekunan. Cobaan itu, memurnikan iman.”

Perjalanan panjang tahun 2022, syair kita, a.l. “Neg’ri yang tak ‘ku tahu, tersembunyi bagiku, kini tak ‘ku nampak. Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok. Aku maju, dalam malam yang kelam, dengan mata terpejam. Susah perjalanan, g’lombang dunia menderu.” Itulah, mungkin, menjadi pengalaman-pengalaman 2022, dan menjadi guru kehidupan. sekaligus sebagai sekolah iman dan laboratorium iman. Sekolah iman yang semakin mendidik dan mengajarnya, sehingga iman semakin terbentuk, kuat, kokoh, berakar dalam. Tumbuh subur, hijau, berbunga, dan berbuah lebat, dan baik nikmat. Rantingnya melekat pada pokok Anggur Sejati, Kristus. Oh…indah pesona, hidup memberi guna dan manfaat bagi diri dan orang yang lain, sesamanya.

3. Fungsi sekolah iman

Dalam sekolah iman, sepanjang tahun 2022, akan belajar tentang iman, belajar beriman, melatih iman, dan mempraktikkan iman, menguji iman, memurnikan iman, sehingga terbentuklah hidup beriman yang semakin dewasa, secara kreatif, melalui proses:

  • TK, Tabur kasih. Ajaran dasar dalam Alkitab adalah kasih. Hidup dalam kasih adalah juga menaburkan kasih. Dunia dan sesamanya adalah area, tempat dan ladang benih-benih kasih ditabur. Sikap, perkataan, perilaku, perbuatan hidup, adalah sarana mengasihi, praktik kasih, menabur kasih. Dengan menabur kasih, semoga ia jatuh di hati dan hidup, ibarat tanah subur, sehingga kelak tumbuh. “Janganlah jemu-jemu beruat baik. Barangsiapa menabur dalam Roh, akan, menuai hidup kekal.” Dalam perjalanan, taburlah benih kasih, di kiri kanan jalan, sehingga jalan akan bertaburan warna-warni kasih.
  • SD, Setia (ber) doa. Doa hal yang mudah dilakukan. Dapat dengan doa yang dihafalkan, atau doa yang diucapkan secara improvisasi. Dua cara ini paling mudah. Tetapi, doa yabng diucapkan dengan hati dan penghayatan, tidak lebih mudah. Masa-masa sulit, sukat, ada himpitan dan pergumulan, itulah saat doa, butuh hati, penghayatan, keyakinan dan kesetiaan. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Setialah berdoa, sepanjang jalan, lebih-lebih ketika kabut menutupi jalan. Kiranya, secercah cahaya-Nya bagaikan tiang awan dan tiang api-Nya menyertai umat di gurun kehidupan. Dalam kepekatan, kita butuh cahaya-Nya. Dalam kelemahan, kita butuh kekuatan-Nya. Itu, “Hanya Sejauh doa,” kata lagu yang sungguh inspiratif.
  • SMP, Sedia memberi pengorbanan. Puncak kasih dan kebaikan adalah pengorbanan. Berbagi dan memberi apa yang ada pada dirinya,bagi yang lain. Berbagi dan memberi, berupa waktu, tenaga, pikiran, nasihat, doa, karya dan layanan, bahkan lebih dari itu, berupa hati, perasaan, uang, harta benda. Puncaknya, hidupnya dan nyawanya. Sebagaimana teladan sejati Kristus, pengorbanan di atas kayu salib. Hal demikian, tidak selalu mudah. Dalam sekolah iman, kesediaan memberi pengorbanan, sebagai praktik sungguh tidak mudah. Tapi, di sinilah kebesaran Kristus, dan kebesaran para pengikut-Nya. Ketika perjalanan panjang kehidupan, diisi banyak pengorbanan, maka kehormatan dan kebesaran akan melingkupinya. Kata bijak, “Seseorang akan dikenang dan diingat, karena pengorbanan dan pemberiannya.” Mereka yang mementingkan diri sendiri, akan berlalu, dilupakan sesamanya. Sebab tak memberi manfaat.
  • SMA, Setia memuliakan Allah. Motif dan etika termulia dalam hidup serta perilaku manausia, hidup bagi kemuliaan Allah. Meskipun, ada pendapat, manusia dalam bekerja, perlu dihargai, dihormati, diakui, diterima, diapresiasi karyanya. Walau juga, ada yang secara sengaja mengejar kehormatan, kebesaran, penghargaan, pengaruh dan kuasa. Dengan cara halus, lugas, samar-samar, atau “ada udang di balik batu,” berbuat baik, demi yang lebih besar. Dalam sekolah iman, motif termulia dan tertinggi, “Soli Deo Gloria,” kemuliaan hanya bagi Allah. Segala sesuatu dari Dia, oleh Dia, bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Jaga, pelihara dan bentengi hati, dari terkontaminasi motif-motif jahat, najis, buruk dan salah.
  • S.1, Suci. Daud, sadar diri berdosa, melalui proses penyadaran oleh cara kreatif Natan, Daud mengaku, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Sejak semula berdosa. Meskipun, sisi psikologi pendidikan, manusia lahir ibarat kertas putih bersih, atau juga, dalam dirinya sudah ada potensi kebaikan. Akan tetapi, dalam interaksi, ia berjumpa dengan dunia yang sudah tercemar. Iapun terkontaminasi yang buruk itu. Setetes nila, rusak air susu sebelanga. Namun, Kristus telah menyelamatkannya. Ia menjadi ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu. Hidup baru ini perlu dijaga, dipelihara dan dibentengi. Sekolah iman, berupaya merawat kesucian pernikahan. Melindungi tangan, agar tidak melakukan kenajisan. Membungkus hati dan pikiran dari bujuk rayu Iblis. “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” “Yang suci hatinya akan melihat Allah.” Hati suci akan memancarkan hidup yang benar. Sebab yang diucapkan mulut, meluap dari hatinya, yang benar.
  • S.2, Senang senyum. Salah satu motto hidupku, “Hadapi dengan senyuman.” Ketika dilecehkan, diinjak, dihina, mau ditendang keluar, dilihat sebelah mata, dihalangi, dihambat, batin menangis, jiwa bergelora marah, dan beragam tantangan serta pergumulan. Berusaha tersenyum, tersenyumlah, hadapi dengan senyuman. Menyanyilah, bersenandunglah. Hati yang gembira adalah obat. Optimisme, harapan, semangat, daya tahan, daya juang, kesabaran, ketabahan, kekuatan, ada dalam motto, “Hadapi dengan senyuman.” Senyuman adalah kekuatan diri. Kekuatan untuk maju dan sukses. Sisi lain kekuatan senyuman, ia tanda keramah-tamahan, sahabat dan persabahatan, relasi dan komunikasi. Mendekatkan jarak, meniadakan sekat, dan menghapus batas pergaulan. Ketika senyuman menyimpul, rasa dekat tercipta. Jauh jadi dekat, sirna rasa takut dan enggan. Harmonisasi insan setara melambung. Rasa persaudaraan, persahabatan dan kedekatan memberikan nuansa relasi dan komunikasi hati ke hati. Lagi pula, senyum dan hati gembira, akan melenturkan otot-otot dan syaraf-syaraf, sehingga hidup menjadi enteng, ringan dan santai, bagai tanpa beban pikul berat.
  • S.3, Sujud, sembah, senandungkan. Iblis senang kalau manusia sujud sembah kepadanya. Untuk ia melakukan banyak cara bujuk rayu, bahkan tipu muslihat pada manusia. Ia memberikan janji-janji, mungkin palsu, agar manusia mau menurut kepadanya. Adam dan Hawa, berhasil ditekuknya. Ia mencoba menaklukkan Yesus. “Semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah kepadaku,” kata Iblis. Bujuk rayu itu dipatahkan Yesus dengan, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Perjalanan 2022, hindari bekerja mencari harta, kekayaan, uang, jabatan, posisi, dll, dengan menyembah iblis, memakai segala kekuatan dan kuasa gelapnya. Jalan itu penuh tipu daya, janji palsu, tidak ada damai dan ketenangan, kebahagiaan dan keselamatan. “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya maut,” demikian Amsal Salomo. Sungguh dan benar, bahwa sujud sembah, puja puji, senandung kidung syukur, hanya, sekali lagi, hanya kepada Tuhan Allah, dalam Putra-Nya Yesus Kristus.

SELAMAT MELANJUTKAN SEKOLAH IMAN DI 2022

Bagikan tulisan ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.