HeadlineKanan-SliderSlider

Providensia Orang Percaya

oleh Pdt. Tahan Mentria Cambah

Asal kata providensia adalah provide arti harfiahnya adalah “meramalkan” atau “mengetahui apa yang terjadi pada masa yang akan datang”. Providensia orang percaya adalah kepercayaan pada pemeliharaan Tuhan kepada mereka (PROVIDENSIA ATAU PEMELIHARAAN – Studi Kamus – Alkitab SABDA, n.d.). Banyak usaha yang dilakukan manusia untuk mengetahui masa yang akan datang dalam hidupnya. Manusia berusaha untuk meramalkan apa yang bakal terjadi beberapa tahun kemudian. Usaha itu dilakukan dengan mempelajari horoskop, rajah tangan, ramal kartu, meja ouija (sebuah upacara pemanggilan roh). Bahkan di awal tahun 2022 ini media sosial dihebohkan dengan adanya boneka arwah the spirit doll. Konon itu dilakukan agar mereka yang memilikinya memiliki semacam “pelindung”. Semua usaha itu dilakukan dengan maksud mengetahui masa depan dan mengantisipasi segala keburukan yang mungkin timbul dalam kehidupan seseorang. Dalam memasuki awal tahun ini, sepertinya perlu untuk menggali arti dari providensia. Perlu juga ditegaskan bahwabagi mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus ada pilihan yang berbeda dari kebanyakan orang. Providensia orang percaya berada di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Alkitab memiliki sudut pandang yang berbeda. Secara tegas, Firman-Nya menyatakan bahwa hanya Tuhan yang mengetahui masa yang akan datang. Begitulah pemazmur mengakui bahwa Tuhan Maha mengetahui (Mazmur  38:10; 44:22; 94:11). Hanya Tuhanlah yang mengetahui persis apa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Manusia belum tentu tidak akan mengetahui dengan persis apa yang Allah pikirkan, kecuali jika Tuhan sendiri yang membuka rahasia-Nya. Ia adalah Tuhan yang menyediakan semua kebutuhan umat-Nya. Manusia akan mengetahui masa depan dengan baik jika Tuhan yang memberikan pengetahuan itu kepadanya.

Tuhan memelihara umat-Nya. Ia tidak pernah menciptakan manusia dan kemudian meninggalkan ciptaan-Nya begitu saja tanpa memeliharanya. Demikianlah Ia menyatakan segala kebaikan-Nya kepada manusia seperti kutipan berikut “TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya” (Mazmur 145:9). Kasih-Nya sangat universal (mencakup keseluruhan) bagi setiap orang. Alam ciptaan-Nya pun tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang  baik semata, tetapi kepada semua orang dan seluruh ciptaan tanpa terkecuali. Mereka yang jahat pun menikmati matahari dan bulan yang sama dengan orang baik. Makluk dari berbagai jenis juga dapat menikmati kasih universal Tuhan kepada seluruh makluk.

Orangtua yang baik juga akan memelihara anak-anaknya dengan baik. Ia akan menjaga dan menyediakan apa saja yang menjadi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. Tuhan merupakan penyedia kebutuhan yang sangat baik. Ia mengetahui kebutuhan anak-anak-Nya dengan baik dan tidak akan memberikan sesuatu yang membahayakan anak-anak-Nya.  Hal itulah yang diungkapkan Yesus dalam Injil Matius yang dituliskan demikian:

“Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Mat.7:11) (Lembaga Alkitab Indonesia, 2012).

Itulah providensia Tuhan. Providensia atau pemeliharan Tuhan Allah yang sering dibicarakan sebenarnya sangat berkaitan erat dengan kebutuhan hidup manusia. Secara global ada dua kebutuhan manusia yang sangat penting yakni kebutuhan jasmani dan rohani. Kedua hal tersebut saling berkaitan dan saling melengkapi. Jasmani tanpa roh adalah mayat, sedangkan roh tanpa jasad adalah hantu! Kedua kebutuhan tersebut saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, pemenuhan keduanya akan membuat manusia hidup secara dinamis.

1. Rumitnya Kebutuhan Manusia

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kebutuhan manusia sangatlah banyak. Saking banyaknya seringkali manusia bingung untuk mendahulukan kebutuhan mereka.  Abraham Maslow mempunyai suatu teori tentang kebutuhan setiap manusia, yang sering di kenal dengan nama Maslow’s Hierarchy of Needs (Wahba & Bridwell, 1973; Wulff, 1965). Menurut Maslow, paling tidak kebutuhan manusia menjadi 5 bagian, yakni

  • Kebutuhan primer, yakni kebutuhan yang paling dasar bagi setiap manusia. Contohnya adalah makan, minum, tidur, dsb.
  • Keamanan, misalnya dalam lingkungan, tempat tinggal, keamanan keuangan dan kesehatan.
  • Hubungan persahabatan yakni kebutuhan mengasihi dan dikasihi oleh sesama.
  • Penghargaan, yakni manusia perlu dihargai di dalam hidupnya, akan keberhasilan dalam sekolah, pekerjaan, dll.
  • Aktualisasi diri yakni kebutuhan dan keinginan untuk berhasil, menjadi sukses dan besar.

Berdasarkan teori hirarki kebutuhan Maslow di atas, dapat dibanyangkan betapa banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Apalagi jika kebutuhan tersebut disatukan dalam sebuah keluarga. Keluarga yang memiliki satu ayah, satu ibu dan satu anak saja akan memiliki multi kebutuhan yang dapat membuat stress setiap keluarga. Oleh sebab itu, perlu kerja sama dan kesehatian bagi sebuah keluarga untuk saling melengkapi antar anggota Keluarga. Semua kebutuhan itu tentu saja diserahkan ke dalam tangan Tuhan.

Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa kehidupan memerlukan penyerahan diri atas kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas. Manusia tidak dapat mengandalkan dirinya yang serba terbatas dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya, Manusia tidak akan mampu mendapatkan semua kebutuhan tersebut secara sempurna. Hanya dengan berserah pada Tuhan maka segala kebutuhan yang kita inginkan mendapat sukacita. Providensia Tuhan berbeda dengan paradigma pada umumnya.

2. Janji Tuhan

Sesuatu yang kita janjikan sangat penting untuk ditepati! Jika janji tidak ditepati maka akan muncul kekecewaan. Namun demikian, seseorang yang berjanji sangat mudah untuk mengikari janjinya. Suami mudah mengingkari janjinya kepada istri, sebaliknya istri belum tentu setia terus kepada suami. Demikianlah manusia pada umumnya sangat rentan terhadap semua janji-janjinya.

Berbeda dengan Tuhan, Ia senantiasa menepati janji-janji yang pernah diberikan-Nya. “…,jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” (II Timotius 2:13). Janji-janji yang Tuhan berikan bagi manusia agar manusia dapat menyandarkan hidupnya pada Tuhan. Semua janji itu Dia penuhi dengan syarat bahwa manusia juga mengikuti semua perintah-Nya. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya (II Petrus 3:9). Ia menjamin bahwa semua yang telah dijanjikan-Nya akan Ia penuhi (Yosua 21:45; Filipi 4:19). Tuhan juga menginginkan manusia untuk mencari kerajaan dan kebenaran-Nya terlebih dulu dan memuliakan-Nya (Mat. 5:30-33). Selanjutnya, manusia boleh menyerahkan apa yang menjadi kebutuhannya ke dalam tangan Tuhan dalam doa. Pengutamaan pencarian hikmat tersebutlah yang membedakan providensia orang percaya.

3. Jangan Keraskan hatimu!

Janji Tuhan yang pasti tersebut tidak dengan serta merta membuat manusia percaya seratus persen. Seringkali manusia meragukan-Nya. Saat manusia meragukan janji-Nya maka  akan banyak masalah yang muncul. Dalam Hosea 2:8-9 dijelaskan bahwa Tuhan tidak segan-segan memberi pelajaran kepada setiap orang yang meremehkan kuasa-Nya. Jika sampai hari ini Tuhan masih berkenan memelihara hidup kita, itu karena Tuhan menginginkan agar kita menjadi saksiNya dan memuliakan namaNya. Jangan terjerat dengan janji-janji manis yang ditawarkan dunia; itu semua hanya tipuan. Apapun yang kamu kerjakan, kerjakanlah semuanya itu demi untuk menggenapkan segala rencana-Nya bagi manusia dan dunia ini.

   Tidak jarang ditemui orang percaya juga seringkali meragukan Tuhan. Padahal, pemenuhan segala sesuatu ada di dalam Tuhan. Tidak seharusnya kita meragukan-Nya. Memang tidak dapat dipungkiri, ketika menghadapi persoalan yang sulit atau masalah yang datang silih berganti sering membuat orang percaya bertanya-tanya dimanakah Tuhan…? Mana janji-Nya…? Namun, jangan pernah berlama-lama betah dalam keraguan dan pertanyaan seperti itu. Percayalah kepada Tuhan dan pegang teguh janji-janji-Nya dalam hidup kita. Buktikan bahwa jika manusia mau berusaha untuk keluar dari persoalan kehidupannya, Tuhan menyediakan jalan keluar yang baik. Bahkan yang terbaik!

Orang yang percaya sebaiknya tidak menyelesaikan segala persoalan dengan caranya sendiri. Mintalah hikmat dari Firman-Nya. Belajarlah Alkitab sebagai pola hidup yang dapat memberikan kekuatan menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan. Ingatlah, bukan Tuhan yang harus menyesuaikan diri-Nya dengan keadaan kita, tetapi kitalah yang seharusnya menyesuaikan diri untuk mengikuti apa yang diinginkan Tuhan. Ada syair lagu yang berbunyi “Jika Tuhan mau yang ini, ubahlah semua seperti yang kumau”. Secara sadar atau tidak, orang percaya seringkali mengadaptasi pola pikir seperti yang tertulis dalam lagu di atas.

Pola dengan pikir seperti potongan syair lagu itu jelas berbeda dengan apa yang dikatakan Kristus “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” Kristus memberi contoh kepada semua orang percaya agar mengutamakan apa yang Tuhan inginkan. Dengan memegang janji-Nya maka Dia akan mengakomodasi semua kebutuhan yang manusia perlukan.

Bila seseorang menyadari akan hal ini, tidak seharusnya manusia tidak akan menyakiti hati Tuhan atau berbuat jahat. Kebaikkannya dan janji-janji-Nya diprioritaskan bagi manusia. Manusia seharusnya mengucap syukur kepada Tuhan dan bukan sebaliknya saling membenci dan membuat sesamanya menderita. Kasih Tuhan yang mengalir bagi manusia seharusnya mengalir pula dalam setiap hati insan di bumi.

Daftar Pustaka

Lembaga Alkitab Indonesia. (2012). Alkitab Elektrik versi 2.0.0 (Versi 1974). Lembaga Alkitab Indonesia.

PROVIDENSIA ATAU PEMELIHARAAN – Studi Kamus – Alkitab SABDA. (n.d.). Retrieved January 15, 2022, from https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=PROVIDENSIA ATAU PEMELIHARAAN

Wahba, M. A., & Bridwell, L. G. (1973). MASLOW RECONSIDERED: A REVIEW OF RESEARCH ON THE NEED HIERARCHY THEORY. Academy of Management Proceedings, 1973(1), 514–520. https://doi.org/10.5465/AMBPP.1973.4981593

Wulff, D. M. (1965). Religions, Values, and Peak-Experiences. The Journal of Higher Education, 36(4), 235–237. https://doi.org/10.1080/00221546.1965.11774448

Bagikan tulisan ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.