HeadlineKanan-SliderSlider

PELUANG EMAS (Menyambut Minggu Sengsara IV, 2022)

Oleh Tulus To’u

1. Amazing Grace, Ajaib benar anugerah

Lagu K.J. 40:
Ajaib benar anugerah pembaru hidupku! ‘Ku hilang, buta, bercela; olehnya ‘ku sembuh.
Ketika insaf, ‘ku cemas, sekarang, ‘ku lega! Syukur, bebanku t’lah lepas berkat anugerah!
Di jurang yang penuh jerat terancam jiwaku; anug’rah kupegang erat dan aman pulangku.

John Newton, 1772, menulis lagu ini, terbit 1779. Lirik yang menggambarkan pergulatan hidupnya. Membelakangi Allah, diperbudak, gelap bercela. Hidup suram dan buram, tidak berbuah baik. Ibarat berjalan dalam lorong gelap gulita. Tidak melihat dan tidak tahu, apa yang dilakukannya. Satu-satunya peluang, tidak ada yang lain, hanya oleh Anugerah-Nya, John selamat. Hidup semata oleh Anugerah, yang maha Ajaib ”Amazing Grace.” Hidup lama ditinggalkan, Selanjutnya, John, memulai hidup baru, sebagai kesempatan, untuk berkarya melayani. Luar biasa ada 280 lagu rohani, karyanya. Juga terlibat memperjuangkan anti perbudakan.

2. Binasa, lautan api

  1. Kesusahan. Ungkapan Bijak, “Man is born to trouble as surely as sparks fly upward! (Manusia lahir menimbulkan susah-derita bagi dirinya, seperti api membara bergejolak tinggi). Siapa yang membuat seseorang menderita dan sengsara ? Debukah ? Tanahkah? Alamkah? Duniakah? Sesamakah? Boleh jadi, aku, derita-sengsaraku, oleh virus dan penyakit, atau bencana dan kerusakan alam, ulah jahat orang lain? Menurut Bijak di atas, bukan pihak lain, penyebab susah-deritaku, tetapi aku sendiri yang membuat susahku. “Man born to trouble,” Manusia lahir bawa kesusahannya. Manusia membuat kesusahannya sendiri. Susahnya, olehnya sendiri. Susahnya, salahnya sendiri. Ia membuat kesusahan itu. Sumber susahnya, dirinya sendiri.
  2. Mudah tergoda. “Roh penurut, tetapi daging lemah,” Sang Bijak. Kedagingan, mata, telinga, hati, begitu mudah terpesona dan terbuai pada apa yang dilihat di depan matanya. Yang didengar oleh telinganya. Yang menggoda hatinya. Lalu, dosa memperparahnya, karena memotivasi dan menggerakkannya, melakukan hal-hal yang hina dan rendah. Perilaku buruk, kotor, jahat, tidak benar, tidak baik, koruptif, manipulative, diskriminatif, egoistik, tanpa rasa kemanusiaan, iri-dengki dan dendam. Kesemuanya itu, sumber onar kesusahannya. Diri sendiri!
  3. Ujung jalan, binasa. Beban dosa, beban terberat, dari segala yang berat, tak tertanggungkan. Dibawa sampai ke tempat tidur. Bangun besok paginya, dibawa lagi, sebab belum diselesaikan. Karena, dosa beranak-pinak, semakin besar dan berat, menumpuk berbukit. Jiwanya merintih perih dan pedih. Meronta terpenjara. “Segala pelanggaranku adalah kuk yang berat. yang ditaruh di atas tengkukku, sehingga melumpuhkan kekuatanku. Orang disiksa oleh kesalahan-kesalahannya. Orang menjadi sakit oleh kelakuannya yang berdosa,” kata Bijak. Bila tetap dibiarkan, tidak diselesaikan secara benar, tidak mau bertobat, hanyut sampai muara akhir hayat. Maaf, “Kamu semua akan binasa!,” kata Kristus. Upah dosa, adalah maut, lautan api. Mengerikan dan menakutkan, ancaman itu. Sungguh dan yakin, bukan isapan jempol.

3. Buang dan tanggalkan

  1. Buang yang mengotori. Sampah, hanya mengotori, merusak, busuk, berbau, mengkontaminasi, membuat sakit/ penyakit. ibarat setitik nila merusak air sebelanga. Tidak berguna disimpan dan ditumpuk. Buang, singkirkan, lempar jauh-jauh. Juga, pakaian kotor bernoda, membuat gatal, tidak sehat, membuat sakit, berbau, tidak nyaman, tidak layak dikenakan. Maka, tanggalkan, lepaskan, jangan dikenakan lagi. Itulah ibarat dosa.
  2. Bertobatlah. Demikianlah dosa, diibaratkan. Maka, “Bertobatlah!” Artinya: Buang, singkirkan, lemparkan, tanggalkan, tinggalkan, lepaskan, segala rancangan jahat dan buruk, jalan yang sesat dan salah. Kemudian, “Carilah Tuhan!” Artinya, berbalik, putar arah 180 derajat, kembali, pulang,mencari Allah Bapa. Mendekat dan semakin dekat serta menjumpai-Nya. Sebab, hanya jalan-Nya, satu-satunya, tidak ada yang lain, jalan yang lurus, baik dan benar. Rancangan-Nya, rancangan keselamatan dan damai sejahtera. Sebaliknya, jalan manusia, disangkanya lurus, ternyata, ujung menuju maut. Rancangan manusia, merancang yang jahat sejak dari tempat tidurnya. ”Bertobatlah, carilah Tuhan, kamu akan selamat.”
  3. Sengsara yang menyelamatkan. Keselamatan memang diberikan cuma-cuma. Bukan murahan, tapi seharga darah paling mahal, darah Putra Allah, tidak pernah terbeli dengan apapun dan harga berapapun. Maka, diberikan sebagai aanugerah, “Sola Gracia,” seharga iman saja,”Sola Fide.”. Keselamatan dan anugerah, diraih melalui jalan sengsara-Nya, salib-Nya, dan pengorbanan-Nya. Sengsara yang menyelamatkan. Pengorbanan yang membebaskan. Kematian yang menghidupkan. Darah suci yang mendamaikan dan mencuci bersih hidup manusia. Sehingga, “Yang ada dalam Kristus, menjadi ciptaan baru.” Hidup baru ini, perlu diisi dengan baik, dilakoni terbaik. Hidup berbuah, dan jadi berkat, Berbuah baik dan benar, sehingga berdampak, berpengaruh dan berguna bagi sesamanya. Hidup jadi berkat.

4. Peluang emas

  1. Hidup adalah kesempatan.
    • Hidup ini adalah kesempatan.
    • Hidup ini untuk melayani Tuhan.
    • Jangan sia-sia kan waktu yang Tuhan beri.
    • Hidup ini harus jadi berkat.
    • Reff. Oh Tuhan pakailah hidupku, Selagi aku masih kuat.
    • Bila saatnya nanti, ku tak berdaya lagi. Hidup ini sudah jadi berkat.
  2. Jangan sia-siakan
    • Pdt. Wilhelmus Latumahina, menulis lagu itu, dirilis 2015, dinyanyikan luar biasa di gereja-gereja. Beliau wafat 12 Mei 2020, usia 62 tahun. Mewariskan karya luar biasa. Melalui lagu ini, orang disadarkan kembali, bahwa hidup berada dalam rentang waktu dan kesempatan. Manusia tidak memiliki banyak waktu di dunia ini. Bahkan, tak seorang pun tahu, kapan Tuhan memanggilnya. Banyak orang diberikan kesempatan, hidup lebih panjang. Tetapi, ada yang diberikan kesempatan lebih pendek. Ini, bukan tentang berapa lama waktu yang Tuhan berikan. Namun seberapa efektif, seseorang menggunakan waktu yang Tuhan anugerahkan. Maka, hidup adalah peluang ermas, dan kesempatan emas, untuk jadi berkat. Jangan sia-siakan.
  3. Peluang emas
    • Benar, sudah pada tempatnya, hidup ini, peluang emas, kesempatan emas, untuk berbuah. Harus jadi berkat. Hidup bermanfaat bagi sesama. Hidup berdampak dan berpengaruh. Hidup bercahaya dan jadi terang bagi sekitar. Menjadi garam yang larut, mewarnai sekitarnya. Tiang api, dalam perjalanan malam gelap. Tiang awan, penuntun di padang gurun. Bila hidup percuma, tidak berbuah, malah mengganggu, menghambat, mengacaukan, merusak, meracuni, merongrong, mematikan bagai benalu penghisap, “Tebanglah pohon ini, untuk apa ia hidup,” kata Kristus. Ah….ujung menyakitkan. Jangan ini menimpa anda.
  4. Hidup babak kedua, ”Second best.”
    • “Second best,” cerita seorang kenalan, dosen di salah satu perguruan tinggi. Beliau jatuh sakit, ternyata agar berat, kritis. Dibawa ke Jakarta. Ditolong, dirawat, diobati, sempat melalui proses kritis. Akan tetapi, Tuhan berkati segala upaya pertolongan, dan perlahan dapat pulih, sehat, dan boleh pulang ke rumah. Secara akal sehat, logika kesehatan, “Saya sudah tidak ada di sini. Kalau sekarang masih hidup. Ini adalah hidup babak kedua, oleh anugerah Tuhan semata,” katanya dalam satu kesaksian. Banyak pengalaman demikian, hiduporang-orang, sudah babak kedua, bahkan “Second best.” Anda ? Hidup demikian adalah “Second best,” kesempatan kedua, yang terbaik, jangan disia-siakan, jangan disalah-gunakan. Hidup harusnya berbuah dan memberi buah. Sekiranya, kita, Anda, sudah percaya, terima Kristus, itu juga “Second best,” sebab yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang dan kini sedang dilakoni. Ini juga, peluang emas, kesempatan emas, “Jangan jemu-jemu berbuat baik, selama masih ada kesempatan.” kata Bijak. Jangan sia-siakan, harus jadi berkat, selagi kuat dan sehat, sebab akan tiba waktunya, tidak berdaya lagi, namun, aku sudah jadi berkat. Oh…luar biasa, syair bijak Wilhelmus Latumahina. Hidup kita, sekarang ini, ”Second best,” peluang emas, jangan dilepas dan hilang. Seribu sayang, sengsara dan darah Kristus sudah dipersembahkan-Nya, untuk membela kita, habis-habisan.

SELAMAT MENAPAKI MINGGU SENGSARA KRISTUS, Dengan hidup berbuah dan menjadi berkat.

Bagikan tulisan ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.