HeadlineKanan-SliderSlider

JEMBATAN EMAS (Menyambut Minggu Sengsara V, 2022)

Oleh Tulus To’u

1. Jembatan

  1. Jembatan runtuh. Ada 10 jembatan runtuh dan yang paling menghebohkan Indonesia. Saya menulis 3 di antaranya.
    1. Jembatan Subang, 2004. Ambruknya Jembatan Cipunagara, Subang, Jumat, 23 Juli 2004. Menenggelamkan 8 mobil dan 1 sepeda motor, ke Sungai Cipunagara.
    2. Jembatan Klungkung, Bali, 2016. Jembatan ini menghubungkan Pulau Nusa Ceningan dengan Pulau Nusa Lembongan. Putusnya Jembatan, terjadi Minggu, 16 Okt 2016. Tragedi ini merenggut 8 korban jiwa dan 30-an orang luka-luka, beberapa pedestrian dan belasan pesepeda motor, tercebur ke laut.
    3. Jembatan Tanggarong, Kutai, Kal-Tim, 2011. Jembatan Mahakam II, Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, panjang 710 m, diresmikan 2001. Robohnya jembatan ini, yang paling menghebohkan Indonesia. Terjadi 26 November 2011, merenggut 20 jiwa dan puluhan luka-luka. Kerugian besar akibat robohnya jembatan mahal ini, dan tenggelamnya banyak kendaraan bermotor yang sedang lewat saat itu.
  2. Refleksi. Jembatan sangat penting bagi orang Indonesia. Jalan-jalan kita, banyak melewati sungai, danau, rawa, jurang, lembah, teluk, selat, laut antar pulau-pulau, yang memerlukan jembatan. Jembatan, memiliki nilai-nilai ekonomi, sosial, budaya, dan spiritual. Jembatan melancarkan arus barang-barang, mobilisasi masyarakat. Menghubungkan relasi antar manusia. Mengatasi isolasi. Sehingga meningkatkan kemajuan, kesejahteraan, perabadan, budaya, pengetahuan, bahkan spiritualitaas dan keagamaan. Sebab, jembatan, guna menjembatani, menghubungkan interaksi, relasi dan komunikasi antar sesama manusia. Kalau jembatan runtuh, aka nada korban dan kerugian. Bila tanpa jembatan, maka hal-hal tersebut di atas, dan banyak hal lain, akan terganggu dan terhambat. Terjadi isolasi dan terasing. Tercecer, terbelakang, ditinggal perubahan dunia yang sangat cepat. Jembatan adalah solusi, relasi, komunikasi, dan penghubung manusia.

2. Bridge over trouble water, jembatan di atas air bermasalah

  1. Dapat Grammy Awards 1972. Lagu ”Bridge over trouble water,” karya Paul Simon & Art Garfunkel. Paul Simon menulis lagu ini pada 1969. Dirilis sebagai singel pada 26 Januari 1970. Mencapai posisi puncak tangga lagu Billboard Hot 100 mulai 28 Februari 1970, selama 6 minggu berturut-turut. Laris terjual hingga 6 juta kopi di seluruh dunia. Versi daur ulang oleh Aretha Franklin, bernuansa musik gospel, dirilis Maret 1971. Versi ini menduduki puncak tangga lagu R&B, nomor 6 di tangga lagu Pop. Memenangi Grammy Award for Best Female R&B Vocal Performance, dalam Grammy Awards 1972.
  2. Lagu: “Bridge over trouble water.” Terjemahan:
    • Saat Anda lelah, merasa kecil. Ketika air mata ada di matamu,
    • aku akan mengeringkan semuanya. Saya dipihak Anda.
    • Oh.., ketika waktu menjadi kasar, dan teman-teman tidak dapat ditemukan.
    • Reff: Seperti jembatan di atas air yang bermasalah, Aku akan membaringkan tubuhku
    • Seperti jembatan di atas air yang bermasalah, Aku akan membaringkan tubuhku
    • Saat Anda turun dan keluar, saat Anda berada di jalan. Saat malam tiba,
    • aku akan menghiburmu. Aku akan mengambil bagianmu.
    • Oh… ketika kegelapan datang, dan rasa sakit ada di sekitar. Reff:…..
    • Berlayarlah dengan gadis perak, berlayarlah. Waktu Anda telah datang bersinar.
    • Semua impian Anda berjalan dengan cara mereka.
    • Lihat bagaimana mereka bersinar, oh…, jika Anda membutuhkan teman,
    • Aku berlayar tepat di belakang.
    • Reff: Seperti jembatan di atas air yang bermasalah, Aku akan menenangkan pikiranmu.
    • Seperti jembatan di atas air yang bermasalah, Aku akan menenangkan pikiranmu.
  3. Refleksi. Air sungai, danau, teluk, selat dan laut, dapat menjadi air bermasalah. Apalagi, bila ia bergelora menjadi arus dan ombak, masalah besar datang. Jembatan, dapat menjadi solusinya. Demikian juga, hidup seseorang, dapat datang beragam dan bertubi masalah. Maka, aku, kata Paul Simon, pesan juga bagi kita, sedia untuk membaringkan diri bagai jembatan di atas air, yang menolong sahabat-sahabat, memikul beragam masalah. Aku penolong sesamaku. Aku solusi sesamaku. Aku penopang sesamaku. Aku penenang sesamaku. Bagai jembatan mengatasi air bermasalah. Jembatan adalah solusi, “Bridge over trouble water.”

3. Manusia terasing dari Allah.

  1. Terpisah dari Allah. Mata tergoda apa yang terlihat di depan matanya. Telinga terbuai suara merdu merayu-rayu, janji memperdaya. Hati tergerak mengikuti dusta dari pendusta dan Bapa segala dusta. Terusir dari Eden, taman bahagia. Mengembara sendiri, di bumi, bagai musafir dan petualang, dalam gurun penuh mara bahaya. Jauh dan terpisah dari Allah. Hidup mengikuti dorongan hawa nafsu dan keinginan diri sendiri. Berjalan dalam norma sendiri, dalam hukum rimba, siapa kuat dia menang, yang lemah kalah tersingkir. “Yang merupakan pemisah kamu dan Allahmu, ialah segala kejahatanmu dan dosamu,” Bijak. Dia Yang Suci, mustahil bersatu dengan yang najis, jahat dan kotor Yang gelap, akan tersingkir dari Yang Terang Sejati. Demikianlah, manusia terpisah dan terasing, dari Allah yang suci dan kudus. Dosa dan kesalahan manusia, akarnya.
  2. Terasing dari sesama. Perilaku berdosanya, membuat ia tidak benar, tidak berakal budi, menyeleweng, tidak berbuat baik, kerongkongan seperti kubur menganga, lidah merayu-rayu, bibir berbisa dan sumpah serapah. Tidak ada jalan damai, kaki cepat menumpahkan darah. Tidak ada rasa takut akan Allah. Sehingga, hidup demikian, tidak berguna bagi sesamanya. Makhluk individu sekaligus sosial, berubah menjadi makhluk individualis dan egoistis. Maka, ia terpisah dan terasing dari sesamanya. Sejatinya, manusia makhluk individu sekaligus sosial. Membutuhkan dan dibutuhkan orang lain, mustahil dapat hidup sendirian. Sebab, ia, bagian dari orang lain, bersama orang lain, di antara orang lain, di tengah orang lain. Akan tetapi, dosa memisahkannya dari Allah, juga memisahkannya dari sesamanya. Sehingga, ia asing dan terasing dari sesamanya. Dosa memenjara dan mengisolasinya. Ada tembok dan sekat antar sesamanya.
  3. Raibnya hati bahagia. Eden, taman bahagia. Serba ada, sudah disediakan semua, tinggal ambilk dan nikmati. “Lihatlah, Aku memberikan segala kepadamu segala….Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Seribu sayang, relasi yang baik dan indah, serba ada dan nikmat itu, hanya berjalan sesaat, lalu berlalu. Drama menyusul, perih pedih, tangis sejuta air mata, pertentangan, luka permusuhan, darah perkelahian tertumpah mengalir membasahi bumi. Sengsara dan derita menerpa hidup. Impian bahagia telah raib dari hatinya. Hati hampa, kosong, gersang, kering kerontang. Diganti dan diisi dukacita mendalam dan drama di atas. “Kata dukacita pada ayat tersebut (Mat 5:4) adalah kata Yunani yang menggambarkan kesedihan yang sangat mendalam. Dukacita yang dimaksud adalah kesedihan yang sangat mendalam lebih dari kehilangan orang yang dikasihi, yaitu karena dosa. Dosa menimbulkan dukacita yang sangat mendalam. Dosa membuat kita terpisah dari sumber sukacita, yaitu Tuhan, dan tanpa ada hubungan dengan Tuhan kita mengalami kesedihan maksimal,” kata Samuel Winetou Ibrahim.

4. Jembatan emas

  1. Allah pro-aktif. Tembok, fungsi dan manfaatnya, bagai jurang yang memisahkan 2 bukit. Demikian dosa, memisahkan Allah dengan manusia, juga, manusia dengan manusia. Sorga dan dunia tak terjangkau lagi. Manusia mustahil menjumpai Allah ke sorga. Terlalu jauh, tidak ada jalan, bahkan, tidak dikatehuinya di mana lokasinya? Semuanya, mustahil bagi manusia. Satu-satunya jalan dan cara, Allah pro-aktif, turun menjumpai manusia. Yesus Kristus, Allah menjadi Manusia, turun ke dunia.
  2. Jembatan emas. Kristus membangun jembatan sorga-dunia, jembatan salib. Untuk itu, Ia berkorban, sengsara, mati tersalib. Jalan dan jembatan salib inilah, jadi jembatan emas kita, satu-satunya peluang, jalan satu-satu ke sorga. “Akulah, jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku,” kata-Nya. Kristus, peluang emas dan jembatan emas kita, menjadi jalan ke Bapa di sorga. Hanya ini satu-satunya peluang, tidak ada jalan lain.
  3. Makna jembatan salib. Melalui sengsara, kematian, Kristus mati tersalib, ada jembatan jalan ke sorga. Jembatan salib, sebagai jembatan emas bagi kita, untuk menemukan Allah, jalan ke sorga. Maknanya :
    1. Yesus tanggung dosa di atas salib.
    2. Manusia dikasihi-Nya.
    3. Manusia diampuni dosanya.
    4. Dosa kita dihapuskan-Nya.
    5. Hidup dibenarkan-Nya.
    6. Rekonsiliasi Allah dengan manusia.
    7. Manusia berdamai dengan Allah.
    8. Sudah tersedia jalan ke sorga, jembatan salib.
    9. Yesus jalan itu, satu-satunya.
    10. Jalan anugerah, jembatan emas.

SELAMAT MINGGU SENGSARA V, Tersedia jembatan emas. jalan ke sorga.

Bagikan tulisan ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.