HeadlineKanan-SliderSlider

DOA DENGAN HATI (Hari Doa sedunia, Refleksi Matius 6 : 5-14)


Oleh Tulus To’u

I. TOPENG

Kami pernah diberikan sebuah topeng oleh seorang sahabat. Bentuk topeng itu, sepintas memang kurang menarik, dan kurang nyaman dipandang. Lidah agar besar, seperti menjulur keluar. Giginya agak besar dan bengkok bertaring keluar. Topeng itu, kami pasang di tembok ruang tamu. Setelah beberapa hari, anak kami yang besar, pada waktu masih SD, merasa takut kalau melewati ruang tamu. Lebih-lebih kalau pada malam hari. Ia merasa takut memandang topeng itu. Akhirnya, topeng itu, kami turunkan dan disimpan digudang. Sebab, ia telah membuat suasana rumah menjadi kurang nyaman. Anak kami merasa ketakutan.

Sekiranya ada orang bertopeng? Manusia topeng? Berarti, ia menutupi diri dan identitasnya. Yang tampak, bukan dirinya, tetapi diri yang lain, wajah lain, suara lain, kata-kata lain, perbuatan lain. Bukan asli dirinya. Ada penyamaran dirinya. Motifnya, boleh jadi, ada udang di balik batu. Mencari keuntungan diri. Dengan merugikan orang lain. Pastikan, orang bertopeng tidak disukai, bahkan dihindari dan ditakuti. Sebab, mulutnya, tajam berbisa. Lain di bibir, lain di hati, munafik!

II. MUNAFIK

  1. Orang munafik. Orang yang sikap, perbuatan, perilaku dan perkataannya penuh kepura-puraan. Hati dan mulutnya, lain di bibir lain di hati. Kata-kata dan perbuatanya, lain dikata lain dilaku. Wajahnya, bermuka dua atau bertopeng. Mulutnya, tajam dan berbisa, melukai dan mematikan, menjatuhkan dan merugikan sesamanya. Ia mencari kesenangan, kenikmatan, dan keuntungan bagi dirinya, dengan merugikan sesamanya.Ciri orang munafik ini? Suka bercerita, tetapi isinya berdusta. Relasi yang dibangun untuk menipu. Kesepakatannya, tetapi suka ingkar janji. Suka mencela perbuatan baik orang lain, karena iri hati. Suka bersekongkol untuk mengajak orang lain berbuat jahat Ibadahnya, hanya dilakukan secara lahiriah, tetapi tanpa hati. Ibadah tanpa hati.
  2. Bila orang munafik berdoa?. Pandai, terlatih dan fasih berdoa. Kalimat doa terangkai panjang-panjang, kata-katanya indah berbunga-bunga, penuh warna-warni. Terangkai panjang berulang-ulang, bertele-tele, bak kebiasaan yang tidak mengenal Allah. Doa, diucapkan dengan bibir dan mulut, tetapi tanpa hati. Doa tanpa hati. Dalam berdoa, mereka mencari puji-pujian manusia. Ingin dilihat dan dipuji oaring. Ingin dianggap hebat dan dihormati orang. Mereka mencari tempat berdiri strategis, agar nampak oleh orang banyak. Itulah yang mereka cari, itulah kenikmatan dan kesenangan mereka.
  3. Menurut Tuhan Yesus. Karena hal-hal di atas, mereka sudah dapat upah dari manusia. Sebab, mereka memang mencari hal-hal itu dari manusia. Hormat dan puji-pujian sudah mereka dapatkan. Tetapi, dari Tuhan Allah, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Karena doa mereka tidak ada sangkut paut dengan Allah. Doa mereka tidak tertuju pada Allah. Bahkan, Allah tidak atau belum mereka kenal dengan baik. Yesus, jangan kamu seperti mereka kalau berdoa. Jangan meniru mereka dalam berdoa. Jangan seperti orang munafik. Jangan seperti orang yang tidak mengenal Allah.

III. DOA ORANG MENGENAL ALLAH

  1. Orang benar. Orang yang mengenal Allah adalah orang hidupnya dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatan baiknya. Orang benar dan mengenal Allah, adalah orang yang hidup oleh iman. Iman menjadi dasar dan pondasi hidupnya. Iman mewarnai perilakunya. Allahnya, mereka mengenal Allah, yang diimaninya. Yesus Kristus, dikenal dan diimani sebagai Tuhan dan juruselamat Mereka percaya dan yakin, Allah berkuasa menyelamatkannya. Menolongnya dalam berbagai pergumulan hidupnya. Telinganya, telinga yang mendengarkan ajaran-ajaran Tuhan, yang dikenal dan dipercaya itu. Ia hidup dalam ajaran-ajaran itu. Firman menjadi makanan rohaninya. Firman menerangi jalan dan hidupnya.
  2. Doa orang benar. Doa, menjadi sarana hubungan sangat pribadi. Ia yang merasa diri kecil, datang kepada Allah yang maha besar dan perkasa. Dengan rendah hati, sujud tafakur, dalam sembah dan puja-puji. Tidak dipamerkan kepada orang banyak. Malah, ia masuk ke kamar, menutup pintu, lalu berdoa secara pribadi, di sana. Allahnya maha melihat dan mengetahui dirinya yang berdoa. Sehingga doanya, doa yang lahir dari iman. Doa lahir dari hati, hati yang beriman. Doa dengan hati, bukan tanpa hati. Ia berdoa dengan yakin, bahwa Allah berkuasa baginya. Dalam rentang dan kurun waktu, suka dan duka, gurun dan lurah, turun naik kehidupan, ia tetap, dan setia, serta tekun berdoa, Hidupnya, hatinya, melekat dan bergantung pada Kristus, pokok anggur sejati. Tuhanlah yang menjawab doanya. Tuhanlah yang menolongnya. Tuhanlah sumber hidup dan kekuatannya.
  3. D-O-A:
    • D = dari jurang yang dalam aku berseru-seru
    • O = oh…Tuhan, dengarlah seruanku
    • A = aku kuat, sebab Tuhan menolongku dan kekuatanku.
  4. Dalam berdoa: T-T-Y I :
    • T = tetaplah berdoa
    • T = tekunlah berdoa
    • Y = berdoalah dengan yakin
    • I = doa yang lahir dari iman
Bagikan tulisan ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.