HeadlineKanan-SliderSlider

NATAL, LOGIKA KASIH KARUNIA (Selamat Natal 25 Des 2021)

Oleh: Pbrt. Dr. Tulus To’u, M.Pd

1 .Logika dan lelucon

“Sesungguhnya, Anak ini … untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.” Banyak perbantahan, malah dijadikan lelucon, bahan tertawaan, yang dibuatkan terhadap-Nya, Putra Natal. Misalnya saja, Allah tidak beristeri, tidak beranak dan tidak berbapa. Kalau Allah dari sorga turun ke dunia, tentu sorga akan kosong? Ketika Ia lahir, siapa bidannya? Maria belum menikah, sudah mengandung, siapa suaminya? Suaminya Roh Kudus! Yang disalib itu bukan Yesus, tetapi orang yang diserupakan dengan Yesus, ataumalah Yudas Iskariot. Kalau ada yang gemetar dekat salib, atau gemetar memandang salib? Itu, karena di salib ada syaitannya. Ada 1.Allah Bapa, 2.AnakNya Tuhan Yesus, dan, 3.Roh Kudus, ya kalau begitu, ada tiga Allahnya ? Dari atas salib, Yesus berseru, Eli-Eli, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Tuhan koq bisa menderita dan mati? Injil Kristus, sudah bukan asli lagi, karena karena Injil yang asli sudah dipalsukan.

Itulah, paling tidak, perbantahan dan lelucon tentang Tuhan Yesus Kristus, yang kerap kali muncul. Logika dan rasional digunakan untuk membuat analisanya pembantahannya. Logika dan rasional dipakai sebagai alat ukur menilainya. Bumbu lelucon, dan anekdotis, dibuatkan agar hadirin penuh dengan suasana gelak-tawa, saat mendengarnya. Ya boleh saja, analisa yang akaliah, sebab akal-pikir manusia juga anugerah Tuhan. Hanya, ia, ibarat setetes air di samudera raya Allah yang maha luas dan dalam. Mistery Allah, oh…. maha luas dan maha dalam. Dapatkah yang setetes itu memahami samudera raya yang melingkupinya?

2. Setetes air di samudera

  • Luas bumi ? Menurut Wolfram Reasearh, radius (jari-jari) bumi kita ini di garis katulistiwa = 6.378,137 km, atau dalam diameter adalah 12.756,274 km. Dengan rumus perhitungan keliling lingkaran bumi = (phi) x (diameter) = 3,1415 x 12.756,274 km, maka keliling bumi = 40.073,83 km (kurang lebih 40 ribu km).
    Sumber untuk luas daratan bumi dari 6 benua: Asia, sekitar 44, 579 juta km2. Afrika =30,370 jt km2. Eropa = 10,180 jt km2. Amerika = 42.330 jt km2. Australia-Oceania = 9.008 jt km2. Antartika = 13.720 jt km2. Total = 140.187 jt km2. Sedangkan luas lautannya = 361.1 jt km2.
  • Luas jagad galaxi semesta ? Jagad alam semesta, adalah ruang dan waktu yang diisi oleh benda-benda a.l. planet, planet, asteroid, komet, bintang, galaksi. Tapi, itu semua ada dalam batasan alam semesta yang sudah berhasil kita amati (alam semesta teramati). Batasnya horizon/ cakrawala. Di luar itu, kita tidak punya informasi apapun. Cahaya menjadi sidik jari utama para astronom untuk bisa mengidentifikasi benda-benda langit. Cahaya bergerak dengan kecepatan 299,792,458 meter/detik dalam ruang hampa. Jadi dalam satu tahun, cahaya menempuh jarak 9.467.280.000.000 km. Jarak Bumi dan Matahari 150 juta km. Jauh bagi kita. Tapi bagi para astronom, jarak ini cukup dekat. Cahaya Matahari menempuh perjalanan selama 8 menit, untuk bisa tiba di Bumi. Jarak Bumi – Matahari itu 8 menit cahaya (M. Zildan TM). Dalam konteks yang lebih besar, Matahari bersama milyaran bintang lainnya, merupakan penghuni galaksi Bima Sakti. Galaksi yang jadi rumah bagi kita semua, memiliki ukuran 100.000 tahun cahaya. Sampai saat ini kita sudah memiliki informasi, yang dibawa cahaya, bahwa alam semesta teramati, diisi oleh 2 triliun galaksi. Ukuran seluruh alam semesta juga belum bisa dijawab, oleh karena, informasi kita hanya terbatas pada alam semesta yang teramati. Kesimpulan? Alam semesta itu luar biasa besar! (M. Zildan TM).
  • Setitik air di samudera semesta. Manusia, sosok yang berdiri di tengah daratan seluas = 140.187 jt km2, di tengah lautan seluas = 361.1 jt km2, dan di tengah jagad semesta yang belum terjawab luasnya. Siapakah manusia demikian? Ia, hanya bagaikan setitik atau setetes air di tengah samudera jagad semesta, amat dan teramat kecilnya. Patutkah ia menepuk dada sombong dan tinggi hati, dengan akal-pikir, logika-rasionalnya, untuk mengerti dan memahami mistery jagad semesta ini? Terlebih lagi, tentang Allah Sang pencipta jagad semesta, pencipta segala isinya, penncipta dirinya? Mampukah logika rasionalnya mengurainya? Sang Bijak, merunduk, bagaikan padi berisi, bergumam dalam batin terdalam, “Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah, dari awal sampai akhir. Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya. Aku ini kecil dan hina” Ia sadar begitu amat-teramat kecil, bahkan dirinya hina. Di hadapan Dia yang suci dan maha segalanya. Mustahil, senoktah logika rasionalnya, mampu menguraikan semua hal-hal di atas.

3. Logika kasih karunia

  • Nama dan nampak baik. Manusia senang mendapat perhatian, pujian dan dihargai orang lain. Dia akan menderita ketika direndahkan, dihina, ditolak, diperlakukan sewenang-wenang. Dia akan bangga dan merasa terhormat bila dilihat sebagai orang yang baik dan berhasil. Dia akan merasa terpukul, bila dituduh, apalagi difitnah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya. Sehubungan dengan itu, bila ia khilaf, berbuat yang tidak seharusnya. Maka, serta merta, sesegera mungkin, ia akan menyembunyikan keburukan itu, dengan berbagai cara. Sehingga, yang tampak, seorang manusia yang baik, ditutupi topengnya. Meskipun di dalamnya buruk. Di depan sesamanya, topeng mampu menutupi wajah diri. Meskipun, hatinya, mustahil dapat dibohonginya. Sang Bijak berseru, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau ada di sana. Jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau ada. Mata Tuhan ada di segala tempat.” Tidak ada yang tersembunyi di depan mata-Nya. Semua terang benderang. Sang Putera Natalpun, ketika berjumpa dengan berbagai kalangan, selalu, ya selalu, mengetahui isi hati mereka yang tersembunyi. Ketika, cahaya suci-Nya menerangi seseorang, maka semua bercak-bercak buruk hidupnya, terhampar jelas. Di hadapan Dia, semua topengnya tidak berfungsi. “Aku telanjang di mata Abadi-Nya.”
  • Kemustahilan mencuci diri. Seseorang yang bekerja di tengah terik panas matahari, badannya akan kotor berkeringat. Yang bekerja di tengah sawah atau tempat berlumpur, pakaian dan badannya akan kotor oleh lumpur itu. Atau, bekerja di tempat-tempat yang keadaannya kurang bersih, hal-hal itu akan membuatnya kotor. Tetapi, tidak menjadi masalah. Ada sabun, untuk mencuci pakaian, ada sabun untuk mandi. Ada pewangi untuk mengharumkan badan. Yang menjadi masalah, ketika seseorang mengotori atau menajiskan dirinya dengan niat hatinya yang kotor. Pikirannya kotor. Mewujud dalam sikap dan perbuatan-perbuatan kotor. Dirinya dan hidupnya kotor, denga napa mau dibersihkan? Dengan apa niat kotor dibersihkan? Dengan apa pikiran kotor dibersihkan? Dengan apa sikap dan perbuatan kotor mau dibersihkan? “Bahkan, sekalipun engkau mencuci dirimu dengan air abu, dan dengan banyak sabun, namun noda kesalahanmu tetap ada di depan mata-Ku. Terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, tidak memadai untuk selama-lamanya.” Mustahil mencuci dan membersihkan dosa diri sendiri. Apalagi menyelamatkan diri sendiri, mustahil! Sampai selama-lamanya, segala usaha manusia, tidak pernah memadai!
  • Kekuatan dan kuasa kasih. Kasihilah sungguh-sungguh, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Kasih menutupi segala pelanggaran. Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni. “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal. sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” Kasih kekal Allah terus mengalir dan melimpah, tidak pernah berhenti, laksana mata air yang hidup, terus mengalir. “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi, besar kesetiaan-Nya.” Dari hari ke hari, setiap hari, tidak pernah habis, tidak pernah kering, kasih-Nya Alfa dan Omega. Puncak kasih kekal Allah, mewujud dalam kehadiran AnakNya Yesus Kristus. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Karena kasih-Nya yang kekal, manusia berdosa diampuni dosanya, dibersihkan hidupnya dengan darah sejati Yesus Kristus. Dibebaskan dari belenggu dan perhambaan dosa, Diselamatkan, agar hidup dalam kasih dan saling mengasihi. “Kita mengasihi, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Hendaklah kamu saling mengasihi, sebagaimana Kristus telah mengasihimu.” Kasih Allah, menggerakkan, memicu, memotivasi, mendorong, kasih kepada sesamanya. Tanpa kasih-Nya, kebaikan akan bermotif pamrih.
  • Bukan hasil usaha. Usaha manusia mencari Allah, akan berantakan seperti usaha membangun menara Babel. Usaha manusia mencari keselamatan, juga akan sia-sia ujungnya. Dosa mustahil diperoleh dengan kehebatan dirinya. Keselamatan, bukan hasil usaha dan kerja kerasnya. Wewenang mengampuni dan membersihkan dosa, mutlak wewenang dan kuasa Allah. Sebab itu, bukan manusia yang mencari Allah. Tetapi, Allah yang turun dari sorga mencari dan menemui manusia. Seperti Holman Hunt, melukis “Yesus Mengetuk Pintu,” hati manusia. Tidak ada gagang kunci pembuka pintu hati dari luar. Yesus tidak bisa membuka hati manusia. Tetapi, manusialah, yang berperan dari dalam membuka hatinya bagi Yesus. Siapapun, yang mendengar Yesus mengetuk hatinya, lalu membuka hatinya. Percaya, menerima-Nya, Yesus masuk dalam hatinya, sehingga, seperti Paulus, “Aku hidup, namun bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku.” Keselamatan, semata kasih karunia-Nya. Bukan hasil usaha manusia. Kasih karunia, disambut dalam iman. Iman yang melahirkan ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Kasih dan kebaikan, sebagai ungkapan syukurnya. Bukan pamrih agar diselamatkan. Karena itu, keselamatan, semata, ya semata, ”Sola Gratia, Sola Fide, Sola Christo.” Semata karena anugerah, karena iman, karena Kristus. Titik!!

4. Makna kata
N = Nalar manusia dilewati dengan nalar kasih karunia-Nya.
A = Allah berkarya, melampaui akal-pikir dan logika rasional manusia
T = Tak habis-habisnya kasih karunia-Nya, manusia durhaka diselamatkan
A = Anak Allah, Karya Roh Allah, Firman menjadi, Yesus Kristus, Juru selamat dunia
L = Lantunkanlah puja-puji, sembah-sujud padaNya, yang penuh kasih karunia.

SELAMAT NATAL 2021, SELAMAT TAHUN BARU 2022

Bagikan tulisan ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.