Menjaga Bahasa Ibu Di Era Digital
Oleh: Pdt. Ripaldi, M.Th
Bahasa Ibu pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai bahasa pertama yang dikuasai oleh seseorang akibat interaksinya dengan lingkungan sekitar. Bahasa ibu menjadi bahasa dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.[1] Maka bahasa ibu yang umumnya dimaksud merujuk pada bahasa daerah yang diajarkan di wilayahnya masing-masing.
Pada tahun 2019, Indonesia diyakini memiliki 718 bahasa daerah.[2] Hal tersebut berbanding lurus dengan jumlah etnik yang ada di Indonesia yang mencapai 300 lebih kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa.[3] Hal tersebut menunjukkan keragaman dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, tak heran jika bahasa daerah dipandang sebagai kekayaan tak benda yang dimiliki oleh bangsa ini.
Dalam konteks era digital sekarang, salah satu tantangan terbesar tentu adalah tergesernya bahasa ibu diakibatkan kemudahan informasi yang didapat. Tantangan utama tentu adalah bahasa asing dan bahasa gaul yang kadang membuat seseorang merasa enggan untuk menggunakan bahasa ibunya. Joni Irwan dalam konteksnya di Riau menyatakan bahwa ada kekawatiran bahasa ibu dapat ditinggalkan oleh generasi muda akibat dari majunya era digital.[4]
Hal di atas tentu perlu diwaspadai, sebab dualisme era digital tentu tak bisa dihindari. Ia ibarat dua sisi mata uang yang memiliki dampak negatif dan positifnya masing-masing. Dampak negatifnya, bahasa asing dan bahasa gaul dapat diakses dengan mudah yang berdampak pada bahasa ibu. Namun, dampak positifnya, bahasa daerah pun dapat diakses dengan mudah. Sehingga semua tergantung pada masing-masing pribadi, apakah ia tertarik mempelajari bahasa asing atau bahasa daerah? Walaupun keduanya tentu baik jika dikuasai secara keseluruhan. Bahasa asing sebagai penunjang kompetensi diri, sedangkan bahasa daerah sebagai bahasa ibu yang tidak dilupakan. Harapan penulis, ini bisa menjadi jalan tengah dalam menjaga bahasa ibu di era digital sekarang ini.
[1] https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/02/kemendikbud-turut-peringati-hari-bahasa-ibu-internasional
[2] https://jabarprov.go.id/berita/unesco-setiap-dua-minggu-satu-bahasa-daerah-punah-di-dunia-12944
[3] https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa/kebudayaan/suku-bangsa#:~:text=Indonesia%20memiliki%20lebih%20dari%20300,mencapai%2041%25%20dari%20total%20populasi.
[4] https://mediacenter.riau.go.id/read/68934/joni-irwan-dunia-digital-potensi-atasi-tantan.html