Ayah dalam Teologi Kristen: Peran dan Tanggung Jawabnya
Oleh Idrus Sasirais
Di matamu, masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras, namun kau tetap tabah, hm-mm-hm-
Meski napasmu kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat, kau tetap bertahan.
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari, kini kurus dan terbungkuk, hm-mm-hm-
Namun, semangat tak pernah pudar, meski langkahmu kadang gemetar, kau tetap setia[1]
Titip Rindu Buat Ayah, Cipt. Ebiet G. Ade
Cuplikan syair lagu berjudul “Titip Rindu Buat Ayah” di atas adalah serenata untuk seorang ayah yang telah memberikan hidupnya bagi keluarganya. Lagu yang diciptakan oleh penyanyi masyur Ebiet G. Ade ini sungguh menyentuh hati. Ade bertutur tentang figur ayahnya, seseorang yang dengan tabah menanggung semua beban, berjuang dengan sekuat daya, dan menyimpan banyak derita demi keluarga yang ia cintai. Fisiknya yang tergerus, dulu kekar perkasa, kini keriput, kurus dan terbungkuk, menjadi penanda pengorbanan panjang yang telah ia lakukan, dan dalam kondisi ringkih itu pun ia terus dan terus melakukan segala yang ia bisa untuk keluarga yang ia cintai.
Ayah dalam gambaran lagu Ebiet G. Ade di atas mewakili kenyataan begitu banyak laki-laki di dunia ini yang bersedia mengambil jalan penuh derita demi kebahagiaan keluarganya. Ada begitu banyak ayah yang melupakan kebahagiaannya sendiri bahkan kesehatan fisiknya sendiri demi anak-anaknya. Tentu saja tidak semua ayah demikian. Ada saja cerita-cerita miris tentang ayah yang menelantarkan keluarganya, melakukan kekerasan fisik terhadap pasangannya, atau melakukan kekerasan seksual terhadap anaknya. Namun bagaimana pun, barangkali citra dan pengalaman ayah sebagai pahlawan keluargalah sebagaimana dituturkan Ade melalui lagunya itulah yang paling lekat dalam ingatan para anak di Indoensia. Itu sebabnya, keberadaan dan peran seorang ayah, sang pahlawan keluarga, patut untuk diperingati.
Di Indonesia, Hari Ayah Nasional diperingati tanggal 12 November setiap tahunnya, sementara Hari Ayah Sedunia biasanya dirayakan pada minggu ketiga di bulan Juni.[2] Baik Hari ayah nasional maupun hari ayah sedunia memiliki tujuan yang sama. Keduanya sama-sama mengapresiasi peran dan hadirnya ayah dalam keluarga.[3] Secara teologis, peringatan itu relevan dengan iman Kristen, karena iman Kristen ayah memiliki peran yang sangat penting. Beberapa poin yang merangkum pentingnya peran seorang ayah menurut teologi Kristen adalah:
1. Ayah Sebagai Kepala Keluarga
Dalam teologi Kristen, ayah memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Hal ini didasarkan pada firman Tuhan dalam Efesus 5:23 yang menyatakan bahwa suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat. Ayah bertanggung jawab untuk memimpin, melindungi, dan menyediakan kebutuhan bagi keluarga.
2. Ayah Sebagai Imam di Rumah
Ayah juga memiliki peran sebagai imam di rumah yang bertugas memimpin kegiatan ibadah dan pengajaran firman Tuhan. Dalam Keluaran 12:3 ayah bertanggung jawab untuk mengajarkan perintah Allah kepada anak-anaknya. Ayah juga harus memberikan teladan dalam keshalehan dan ketakwaan kepada Tuhan.
3. Ayah Sebagai Pendidik Anak-anak
Tanggung jawab utama seorang ayah adalah mendidik dan membimbing anak-anak dalam pengenalan akan Tuhan. Dalam Ulangan 6:7, ayah diperintahkan untuk mengajarkan firman Tuhan setiap waktu kepada anak-anaknya. Ayah bertanggung jawab untuk mendisiplinkan dan mengajar anak hidup dalam ketakwaan kepada Tuhan.
4. Ayah Sebagai Pelindung Keluarga
Peran ayah yang lain adalah menjadi pelindung bagi keluarga. Dalam 1 Timotius 5:8 dikatakan bahwa ayah yang tidak menyediakan bagi kaum keluarganya adalah lebih buruk dari seorang yang tidak beriman. Ayah harus bekerja dan berusaha melindungi serta memenuhi kebutuhan keluarga.
Dalam Amsal, Ayah digambarkan sebagai penasihat yang bijaksana, penuntun terbaik bagi seorang anak dalam menjalani kehidupan. Dialah yang mengajarkan anak-anaknya untuk mencari hikmat dan petunjuk Tuhan dalam segala hal. Dari mulut seorang ayahlah pengajaran seperti ini berbunyi: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri. Kenalilah Dia dalam segala jalannya, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6).
Lagu “Titip Rindu Buat Ayah” menggambarkan dengan indah bahwa meski fisik memudar, semangat dan cinta seorang ayah tetap abadi, dan perannya di tengah keluarga adalah nyala api yang tak pernah padam.
Kiranya, Allah memampukan para Ayah untuk memahatkan memori yang abadi tentang daya juang yang tinggi, iman yang taat, dan hati yang mengasihi dalam kalbu anak-anaknya
Sumber Rujukan:
Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah – Ebiet G Ade dalam https://lirik.kapanlagi.com/artis/ebiet-g-ade/titip-rindu-buat-ayah/
CNN Indonesia “Jangan Keliru, Ini Beda Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia”, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231103143357-284-1019637/jangan-keliru-ini-beda-hari-ayah-nasional-dan-hari-ayah-sedunia.
.
[1] Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah – Ebiet G Ade dalam https://lirik.kapanlagi.com/artis/ebiet-g-ade/titip-rindu-buat-ayah/
[2] CNN Indonesia “Jangan Keliru, Ini Beda Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia”, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231103143357-284-1019637/jangan-keliru-ini-beda-hari-ayah-nasional-dan-hari-ayah-sedunia.
[3] Ibid